Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny “L” dengan Calon Akseptor IUD Copper T di Puskesmas Pallangga Tanggal 09 Agustus - 09 September 2021

AKDR/IUD salah satu alat kontrasepsi berbentuk kecil, elastis dengan lengan kawat tembaga dipasang didalam rahim. Cara kerjanya menghalangi sperma dan ovum bertemu. Keuntungan antra lain tahan sampai 10 tahun, kesuburan segera kembali setelah pengangkatan. Efektifitas kegagalan 0,5– 1 kehamilan per 100 perempuan. Efek samping antara lain perdarahan, rasa nyeri dan kejang diperut, gangguan pada suami dan ekspulsi. Data yang diperoleh dari Profil kesehatan RI (2015) peserta KB IUD 10,61%, Sulawesi Selatan (2017) sebanyak 4,51% dan Puskesmas Pallangga tahun 2018 terdapat 19 akseptor baru, tahun 2019 terdapat 12 akseptor sedangkan tahun 2020 terdapat penurunan yang signifikat yaitu 7 akseptor. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny "L" dengan Calon Akseptor IUD di Puskesmas Pallangga sesuai dengan 7 langkah Varney dan SOAP. Hasil dari studi kasus yang dilakukan Ny "L" dengan Calon Akseptor IUD Copper T, tidak ditemukan hambatan saat pemasangan. Pemantauan dilakukan sebanyak 4 kali selama kurang lebih 1 bulan, selama penelitian ibu sempat mengalmai bercak tapi sudah berhenti, merasakan nyeri perut bagian bawah setelah 15 hari nyeri tidak dirasakan lagi. Pada pemantauan selanjutnya ibu tidak memiliki keluhan apapun. Kesimpulan dari studi kasus yaitu 7 langkah Varney dan SOAP yang digunakan untuk proses penyelesaian masalah kebidanan yang telah dilaksanakan pengkajian dan analisa data pada pada Ny "L" dengan Calon Akseptor IUD Copper T di Puskesmas Pallangga. Dengan hasil asuhan keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dalam batas normal hasil pemeriksaan fisik tidak ada kelainan. Sehingga dalam pendokumentasian semua temuan dan tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny "L" dengan hasil tidak ditemukannya kesenjangan dan terjadi bercak serta nyeri pada perut bagian bawah